Langsung ke konten utama

TERUS BERJUANG JANGAN MENYERAH

 

TERUS BERJUANG JANGAN MENYERAH

 


 

1. Mengapa Kita Harus Berjuang Ibrani 12 : 1

Dalam ayat ini, Paulus membandingkan kehidupan iman seorang jemaat dengan sebuah pertandingan # bka latihan lagi ... Sdg di arena

Dalam pertandingan duniawi, pesertanya berlomba dengan keras untuk menjadi juara dan memperoleh hadiah. Sayangnya, apakah itu piala perak atau medali emas Olimpiade, tidak ada hadiah yang dimenangkan dalam pertandingan dunawi bersifat kekal. Sebaliknya, pertandingan iman menghadiahkan kita sebuah mahkota yang tidak binasa. Mahkota ini akan diberikan kepada kita ketika kita masuk ke dalam kerajaan surga. Dengan begitu, pertandingan ini akan menjadi perlombaan yang paling penting dalam hidup kita. Dan nyatanya, lomba ini adalah persoalan hidup dan mati.

Tidak seperti pertandingan duniawi, pertandingan iman tidak bersifat egois yang hanya menghadiahkan seorang pemenang saja. Mahkota kebenaran yang mulia dan kekal ini diberikan kepada semua orang yang bertanding dan menyelesaikan perlombaan. Karena itu, kita harus memastikan agar kita mempunyai strategi yang benar untuk menyelesaikan pertandingan. Apakah strategi-strateginya?

¨  kata “karena kita” merupakan peralihan fokus perhatian dari para pahlawan iman dalam Ibrani 11  kepada orang-orang percaya Perjanjian Baru (“kita”) dalam Ibrani 12. Dan sekarang fokusnya ialah tentang kita.

¨  Para saksi : semua tokoh iman pada pasal 11.

                Tokoh-tokoh yang diceritakan tidak hanya merupakan bahan pelajaran, tetapi kesaksian mereka (bahwa warisan yang dijanjikan bagi orang taat, tanah air sorgawi itu begitu indah sehingga mereka rela menderita untuk memperolehnya) harus menjadi dorongan bagi kita juga.

Para pahlawan iman itu disebut sebagai “saksi” yang sangat banyak, bagaikan awan yang mengelilingi kita, dan kita digambarkan sebagai orang yang berlomba. Kita dibicarakan dalam Ibrani 12 sebagai fokus perhatian, yang pada saat ini sedang melakoni peran kita, dengan para pahlawan iman itu sebagai saksi. Gambaran perlombaan ini mengingatkan kita tentang perlombaan olahraga Romawi, di amphitheater dengan orang yang sedang berlomba di dalamnya. “Saksi” di sini bukan saksi di pengadilan tetapi orang yang menyaksikan apa yang sedang terjadi, yaitu para pahlawan iman, orang yang telah menang.

Leon Morris menjelaskan perlombaan yang dimaksud seperti lari estafet (Alkitab Yunani dan terjemahan Inggris memakai kata “lari”, dalam bahasa Indonesia tertulis kata “lomba”). Pelari-pelari yang lain telah menyelesaikan estafet mereka, lalu diteruskan oleh kita. Seperti dalam lari estafet, tongkat itu diberikan kepada kita, mereka telah mendahului kita sebagai pemenang, tetapi belumlah selesai, sekarang ini adalah giliran kita. Kita mesti berlari. Inilah posisi kita.

2. Apa Yang Harus Kita Lakukan?

Paulus melihat dirinya sebagai seorang pelari dalam suatu perlombaan yang mengerahkan segenap kekuatannya dan maju dengan sungguh-sungguh memusatkan pikirannya agar tidak gagal untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh Kristus bagi kehidupannya -- kesatuan sempurna Paulus dengan Kristus (ayat Fili 3:8-10), keselamatan sempurna dan kebangkitannya dari antara orang mati (ayat Fili 3:11).

1) Inilah tujuan hidup Paulus. Ia telah melihat sekilas kemuliaan sorga (2Kor 12:4) dan telah memutuskan bahwa dengan kasih karunia TUHAN seluruh kehidupannya akan berpusat pada tekadnya untuk maju terus agar pada suatu hari ia akan mencapai sorga dan berhadapan muka dengan Kristus (bd. 2Tim 4:8; Wahy 2:10; 22:4).

2) Tekad seperti itu perlu untuk kita sekalian. Sepanjang kehidupan kita bermacam-macam gangguan dan pencobaan, seperti kekhawatiran hidup, kekayaan, dan keinginan jahat, mengancam untuk menghalangi penyerahan kita kepada Tuhan (bd. Mr 4:19; Luk 8:14). Yang kita perlukan ialah "melupakan apa yang telah di belakang", yaitu dunia yang jahat dan kehidupan lama kita yang berdosa (bd. Kej 19:17,26; Luk 17:32), dan "mengarahkan diri" untuk keselamatan yang sempurna dalam Kristus.

a. Meninggalkan semua rintangan

       Membuang semua beban kehidupan : Trauma masa lalu, kebencian, kemarahan, kepahitan, ketakutan, kekuatiran, kesombongan dan banyak lagi.

                Mari tanggalkan di bawah salib Kristus.

       Filipi 3:7-9 – Rasul Paulus membuang semua yang dulu menjadi kebanggaannya.

       Filipi 3:13 - Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah di belakangku

                Dia menyadari dia hidup dalam anugerah TUHAN.

Seperti seorang pelari yang berlari tanpa membawa apapun demikianlah kita harus melepaskan setiap dosa.
Pelari Cuma baju di badan dan sepatu – tidak kuatir akan haus lalu bawa botol minum, takut celaka lalu pakai helm, masker dll = ribet

Tanpa ada beban dosa kita akan memberi ruang pada Roh Kudus yang menjadikan kita selalu percaya dan terpikat kepada Tuhan. 

Perlombaan ini harus dilaksanakan dengan :

* Menanggalkan semua beban kehidupan : Trauma masa lalu, kebencian, kemarahan, kepahitan, ketakutan, kekuatiran dan banyak lagi. Mari tanggalkan di bawah salib Kristus.

* Menanggalkan dosa kita : Karakter yang buruk, kebiasaan yang buruk, kegagalan-kegagalan kita, semua kita serahkan di bawah salib Kristus. Semua itu akan menghambat kita dalam perlombaan lari iman kita.

Jangan kompromi, tegas terhadap segala bentuk dosa, jangan beri peluang bagi Iblis, tutup setiap celah.

Banyak orang kristen tidak pernah berhasil bertumbuh maksimal dalam hidupnya karena terlalu banyak beban kehidupan dan beban dosa yang menjadi hambatan hidupnya.

b) Perlombaan ini harus dilaksanakan "dengan tekun" (Yun. _hupomone_), Perlombaan ini merupakan ujian iman seumur hidup kita di dalam dunia ini

yaitu dengan kesabaran dan ketabahan Cara untuk mencapai kemenangan sama dengan cara yang dipakai orang-orang kudus dalam pasal Ibr 11:1-40 -- maju terus hingga mencapai akhir TUHAN YESUS sudah melewati segala macam penderitaan ... Ibrani 12:3 - Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa

Filipi 2:5-11

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan TUHAN, Bapa!

Filipi 3:10 - “ Yang kekehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan- Nya dan persekutuan dalam penderitaan- Nya,dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Ada tulisan dari MOTHER THERESA, yang berbunyi demikian..........

~ Anda akan menemukan banyak orang tidak masuk akal, tidak logis dan perpusat pada diri sendiri...... namun anda mengasihi mereka juga.

~ Jika anda berbuat baik, anda akan dituduh mempunyai motivasi yang mementingkan diri sendiri...... Bagaimanapun lakukanlah kebaikan.

~ Keberhasilan akan memenangkan sahabat-sahabat palsu dan musuh-musuh sejati bagi anda....... Bagaimanapun, tetaplah berhasil.

~ Kebaikan yang anda lakukan hari ini akan dilupakan besok..... Bagaimanapun tetaplah berbuat baik.

~ Apa yang anda bangun dengan menghabiskan waktu bertahun-tahun mungkin dihancurkan dalam semalam...... Bagaimanapun tetaplah membangun.

~ Orang membutuhkan pertolongan namun mungkin akan menyerang anda saat anda mengulurkan tangan..... Bagaimanapun tolonglah mereka.

~ Memberikan yang terbaik kepada dunia mungkin akan membuat anda ditendang..... Bagaimanapun tetap berikanlah yang terbaik kepada dunia. TETAPLAH BERTEKUN !!!!!!!! JANGAN..... JANGAN..... JANGAN PERNAH TERLALU CEPAT UNTUK MENYERAH!!!!

c. Fokuskan diri pada Tujuan (Ibrani 12:2)

Apa yang terjadi apabila seorag pelari tidak fokus?

- Melenceng

- Jatuh

- Salah jalan

Kristus memimpin kita dari iman kepada iman, dari kemenangan kepada kemenangan.

Kita hidup bukan untuk masuk dalam kekalahan demi kekalahan

Ketika kita mulai berlari, arah pandangan kita harus lurus ke depan.  Pandang saja kepada Yesus!  Jika Tuhan yag memimpin kita dan memegang kendali hidup kita, langkah hidup kita pasti terarah dan kita akan berhasil melewati tantangan yang ada.

Kristus Yesus adalah teladan utama iman kita.

Olimpiade Barcelona, 1992

Enam puluh lima ribu pasang mata hadir di stadion itu. Semua hendak menyaksikan event atletik besar di ajang olahraga terbesar seplanet bumi.
Nama lelaki itu Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asal Inggris. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding, ia cedera sehingga tak bisa ikut berlomba. Mau tak mau, olimpiade ini, adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter. Karena ia dan ayahnya sudah berlatih sangat keras untuk ini.
Suara pistol menanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek Redmond, membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia kan mendapatkan medali yang diimpikannya selama ini.
Namun tak ada yang menyangka ketika justru di performa puncaknya, ketika ia sedang memimpin perlombaan tersembut, tiba-tiba ia didera cedera. Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya, Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah menjatuhkannya.
Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah.
Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun, tanpa berpikir panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.
Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di Olimpiade, dan semuanya gagal karena cidera kakinya. Namun jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah. Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini”, katanya.
Maka Derek pun dengan perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambil menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih dengan sangat lambat. Tim medis mengira bahwa Derek ingin berjalan sendiri ke tepi lapangan, namun mereka salah. Derek ingin menuju ke garis finish.
Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!”
Akhirnya, kurang 120 meter dari garis finish, sang Ayah pun sampai juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin. Sang Ayah pun merangkul dan memapah Derek. Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya.
“Aku disini Nak”, katanya lembut sambil memeluk Anaknya, “dan kita akan menyelesaikan perlombaan ini bersama-sama.
Ayah dan anak tersebut, dengan saling berangkulan, akhirnya sampai di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, Sang Ayah, Jim, melepaskan rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish tersebut seorang diri. Lalu kemudian, barulah ia merangkul anaknya lagi.
Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. Scene Ayah dan anak itu kini seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari.

Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun lihatlah komentar Ayahnya.
“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

 

 

 

Komentar