MERAIH JANJI TUHAN 2
BILANGAN 23:19
TUHAN bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
TUHAN bukanlah manusia, Dia tidak akan berbohong. TUHAN bukan anak manusia; Dia tidak akan menyesal. Jika Dia berfirman, Dia melakukannya. Jika Dia berbicara, Dia menepatinya.
Kata meraih janji TUHAN menunjukkan suatu proses ada penantian dan perjuangan untuk meraih janji TUHAN. Penantian, adalah sebuah aktifitas yang melelahkan dan sungguh tidak mengenakan. Lebih-lebih jikalau apa yang tampak di depan sepertinya bertolak belakang dengan apa yang kita nantikan. Seolah-olah menuntut kita untuk realitia dan berhentilah menanti.
1. Tokoh-tokoh Alkita yang berhasil meraih janji Tuhan:
* Nuh - 100 tahun bergumul dengan kayu dan tetangga-tetangganya
* Abraham - 25 tahun menanti lahirnya anak perjanjian
* Yusuf - 13 tahun menanti janji menjadi seorang pemimpin
* Daud - 13 tahun menanti janji menjadi raja atas Israel
* Kaleb - 45 tahun menanti janji mendapat wilayah di Hebron
Seandainya engkau diposisi Nuh yang selam 120 tahun membangun bahterah diatas bukit. Selama 120 tahun menanti datangnya hujan yang tidak pernah dilihatnya. 120 tahun mengerjakan sesuatu yang dianggap sebagai perkerjaan orang gila. Apakah engkau dan aku akan tetap setia melakukannya?
Bagaimana jika kita di posisi Abraham yang sampai dia tua, sudah mati pucuk dan sara istrinya sudah mati haid. Akankah dia tetap harus berharap, bahwa dia akan memiliki keturunan dari Sara? Ataukah relaitis saja, Abraham berusaha untuk realistis, mungkin keturunan yang dimaksudkan Tuhan bukan dari Sara. Maka dia berusaha menjawab janji Allah dengan jalannya sendiri yaitu dengan melalui Hagar. Apa yang terjadi, itulah cikal bakal suatu perselisihan bagi dunia sampai saat ini.
Ataukah jika kita diposisi Yusuf. Sekalipun dia mendapatkan mimpin menjadi raja, namun siapakah yang berani tetap menganggapnya sungguhan, jika kenyataan yang harus dihadapi sungguh bertolah belakang. Masihkah tetap berharap menjadi penguasa, jika kenyataannya dia adalah budak dan kemudian menjadi tawanan di penjara. Ataukah sebaiknya terima kenyataan. Namun meskipun demikian Yusuf tetap melakukan apa yang terbaik yang bisa ia lakukan, karena itu kemanapun dia berada, dia tetap melakukan yang terbaik dan dia tidak meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, dia bergitu dekat dan taat pada Tuhan dan Tuhan menyertai dia.
Bagaimana dengan Daud. Hanya seketika setelah mengalahkan Goliat dia dipuja dan dielu-elukan. Namun untuk sekian tahun hidup dalam pelarian, berkali-kali berpura-pura gila agar luput dari kejaran musuh. Bukan hanya Saul yang menginginkan nyawanya, tetapi juga bangsa Filistin, yang pernah dikalahkannya. Dimanakah tempat persemunyian yang aman baginya? Dia tetap berkata, hanya dekat Allah saja rasa tenang hatiku. Tidakkah dia bergumul, sebab Tuhan melalui perantaraan Samuel telah mengurapi dia sebagai raja Israel. Namun dia tetap setia kepada Tuhan. Pada akhirnya Daud dapat berkata “Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya.†(mazmur 119:140)
Kaleb. Akibat kekerasan hati orang Israel akhirnya Kaleb juga harus menanti 40 tahun sebelum dia masuk tanah perjanjian. Namun saat Kaleb masuk Kanaan, Kaleb tetap ingin merebut guung yang sudah dilihatnya 40 tahun yang lalu.
2. Ada tujuan TUHAN yang Mulia dibalik Janji-NYA
Tuhan memberikan janjinya pada orang-orang yang dikasihiNya, agar mereka masuk dalam rencana TUHAN yang kekal.Tujuan utama dari rencana itu seringkali bukanlah kita, tetapi Tuhan memakai kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Inilah yang seharusnya menjadi kebahagiaan kita, karena Tuhan berkenan memakai kita yang penuh kelemahan.
Namun mengapakah Tuhan membiarkan orang yang dikasihiNya menanti sedemikan lama untuk penggenapan janjiNya?
mengapakah Tuhan memberikan janji? Tidakkah lebih baik tampa janji, jadi jalani hidup just let it flow saja. -----------
Lewat Nuh, manusia dan hewan tetap dapat ada.
Lewat Abraham lah janji keselamatan itu diberikan, dia menjadi bapa bagi bangsa-bangsa. Lewat Abrahamlah dijanjikan semua suku bangsa akan mendapat berkat.
Lewat Yusuf Tuhan tetap memelihara bagsa Israel, agar lewat bangsa inilah janji keselamatan itu tetap akan diwujudkan.
Lewat Daud, pada akhirnya Mesias itu lahir sebagai keturunannya.
Lewat Kaleb, bangsa Israel dikuatkan imannya ketika mendengar bahwa bangsa Enak itu raksasa.
Pada akhirnya pusat dari semuanya adalah Kristus. Ya… Tuhan memakai banyak orang yang dikasihinya untuk menggenapi rencana besarNya, yaitu keselamatan bagi seluruh umat manusia dalam Kristus Yesus. Tetapi semua tokoh tersebut tidak pernah mengerti secara jelas rencana Tuhan.
Dalam masa-masa kebimbangan dan kesukaran besar itulah saat-saat kita akan mengalami TUHAN lebih dalam lagi. Pada akhirnya pertumbuhan iman dan pembentukan karakter itulah yang menjadi tujuan Tuhan. Kejadian 50:20 – pengakuan Yusuf tentang rencanaNYA.
Disisi lain, dalam masa penantian janji Tuhan itulah Tuhan membentuk orang-orang yang dikasihiNya itu. Dalam masa-masa kebimbangan dan kesukaran besar itulah saat-saat kita akan mengalami TUHAN lebih dalam lagi. Pada akhirnya pertumbuhan iman dan pembentukan karakter itulah yang menjadi tujuan Tuhan.
Nuh dilatih untuk melakukan mission impossible = bagaimana dia harus mengembangkan bumi hanya dengan isi keluarganya.
Jika Abraham beberapa kali berbohong untuk menyelamatkan nyawanya, pada akhirnya dia rela taat ketika diminta menyerahkan anaknya yang tunggal di mezbah. Dalam hal inilah iman Abraham telah bertumbuh, dan dia disebut sebagai bapak orang beriman.
Yusuf dilatih menjadi pemimpin yang tidak manja.
Daud dilatih lebih menjadi raja yang rendah hati dan hatinya tetap terarah kepada TUHAN bukan kedudukan.
Kaleb dilatih untuk tetap menjadi prajurit Israel yang setia dan pahlawan yang sejati.
3. Respon Kita
Yosua 21:45 - Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi ; semuanya terpenuhi.
Seringkali yang menjadi tujuan utama kita adalah kenyamanan dan kemuliaan diri kita sendiri. Ketika kita membahas tentang Abraham, kita ingat Tuhan memberkati dia dengan kelimpahan. Ketika kita ingat Daud dan Yusuf, kita fokuskan mata kita pada kekuasaan dan kekayaan. Padahal, itu semua hanya bonus, bukan yang utama.
Janji yang diberikan Tuhan pada kita adalah titik harapan kita saat masa-masa
kelam kita. Disaat-saat itu akankah kita tetap percaya bahwa janjiNya iya dan
amin? Bahwa Tuhan tetap peduli dan sayang pada kita? Akankah kita tetap setia
dan tetap percaya bahwa Dia yang berjanji itu adalah setia? Cara Tuhan dalam
menggenapi janjiNya sering kali dengan jalan yang tidak dapat kita mengerti,
bahkan terlihat semakin jauh dari harapan. Tetapi dalam masa-masa yang sulit
itu, tetaplah percaya. Tuhan akan menggenapi janjiNya dengan caraNya sendiri
dan juga pada waktuNya.
JANJI TUHAN ITU YA DAN AMIN!
Komentar
Posting Komentar