DIPANGGIL UNTUK MENGIKUTI RENCANA BAPA
oleh: Ibu Pdt. Febrina Widyanti, S. Th., M.Pd.K
SEPOTONG HARAPAN DI TENGAH KERASNYA KEHIDUPAN
Ibrani 11
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
Karena iman Abraham taat 1 , ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, v lalu ia berangkat w dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. |
|
Karena beriman, maka Abraham mentaati Allah ketika Allah memanggilnya dan menyuruhnya pergi ke negeri yang Allah janjikan kepadanya. Lalu Abraham berangkat dengan tidak tahu ke mana akan pergi. |
|
Dari sebab iman juga Ibrahim menurut tatkala ia dipanggil, sehingga ia keluar pergi kepada suatu tempat, yang ia akan menerima menjadi warisan; lalu keluarlah ia dengan tiada mengetahui ke mana hendak pergi. |
|
MILT (2008) |
Dengan iman, ketika dipanggil keluar, Abraham taat untuk pergi ke tempat yang akan segera dia terima sebagai milik pusaka, dan dia pergi dengan tidak mengetahui ke mana dia pergi. |
Allah telah memanggil Abraham untuk pergi ke tempat lain, yang dijanjikan Allah untuk diberikan kepadanya. Abraham tidak tahu letak tempat itu, tetapi ia taat pada Allah dan memulai perjalanannya, karena ia mempunyai iman. |
|
KSI (2000) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Oleh sebab iman, Nabi Ibrahim patuh ketika Allah menyuruhnya pergi ke salah satu tempat yang akan diterimanya sebagai milik pusaka. Maka pergilah ia tanpa mengetahui tempat yang dituju. |
FAYH (1989) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Abraham mempercayai Allah, dan ia menaati-Nya ketika ia disuruh meninggalkan kampung halaman dan pergi ke negeri jauh yang dijanjikan Allah kepada-Nya. Maka berangkatlah ia, walaupun tidak mengetahui ke mana tujuannya. |
ENDE (1969) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Dalam kepertjajaan Abraham segera mengikuti perintah tatkala ia dipanggil untuk mengungsi kesuatu tanah bakal miliknja, dan ia berangkat tanpa mengetahui tempat jang ditudjunja. |
Shellabear Draft (1912) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Maka dari sebab iman juga tatkala Ibrahim sudah dipanggil maka didengarnya, sehingga keluar ia pergi ke tempat yang akan diterimanya menjadi pusaka itu; maka keluar juga ia dengan tidak mengetahui kemana perginya. |
Melayu BABA (1913) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Oleh perchaya, Ibrahim pula, bila dia sudah di-panggil, sudah turut prentah, sampai dia kluar pergi tmpat yang dia nanti trima mnjadi dia punya psaka, dan dia sudah kluar dngan ta'tahu 'ntah di mana-kah dia ada pergi. |
Klinkert 1879 (1879) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Maka olih pertjaja Iberahim pon menoeroetlah tatkala ija disoeroeh kaloewar, laloe pergilah ija katempat, jang hendak diperolihnja akan behagian poesaka, maka kaloewarlah ija dengan tidak mengetahoei kamana djatohnja kelak. |
Klinkert 1863 (1863) © SABDAweb Ibr 11:8 |
Maka dari sebab pertjaja djoega {Kej 12:4} Ibrahim toeroet, tatkala dia disoeroeh kloewar pergi disatoe tampat, jang dia nanti trima akan poesaka; maka dia kloewar dengan tidak taoe kamana perginja. |
Leydekker Draft (1733) © SABDAweb Ibr 11:8 |
'Awleh 'iman 'Ibrahim, jang telah terpanggil 'itu sudah dengar 2 an 'akan kaluwar kapada tampat 'itu jang 'ija nanti tarima 'akan pusaka: maka 'ija sudah kaluwar sedang tijada dekatahuwinja kamana perginja. |
Full Life: KARENA IMAN ABRAHAM TAAT.
Nas : Ibr 11:8 Kejadian 12:1 -
Iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan, sebagaimana halnya ketidakpercayaan dan ketidaktaatan juga tidak dapat dipisahkan (Ibr 3:18-19; lihat cat. --> Yoh 3:36).
Pada saat ini Abram belum diberitahukan ke mana TUHAN akan menuntunnya (Ibr 11:8). Malah ia harus mengadakan perjalanan di bawah bimbingan Tuhan yang langsung.
Tidak mengetahui rencana TUHAN atau tidak mengetahui “tujuan” dari rencana TUHAN, BUKAN alasan untuk tidak taat dan beriman.
Tidak heran kalau Abraham disebut bapak kaum beriman. Ia tekun menantikan penggenapan janji Allah walaupun kapan dan seperti apa realisasi janji itu tidak jelas. Ia menaati perintah Allah untuk pergi meninggalkan negeri leluhurnya dan tinggal di tempat asing (ayat 8). Kemah-kemah yang didirikannya di setiap perhentian menunjukkan bahwa ia selalu siap berpindah sesuai dengan petunjuk Tuhan sampai ia tiba di Tanah Perjanjian (ayat 9-10). Sikap iman Abraham ini sebenarnya merupakan gambaran sikap iman Kristen yang meyakini bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara dan merupakan bagian dari perjalanan hidup bermusafir (ayat 13). Tujuan mereka ada di depan, yaitu Surga yang dijanjikan Allah. Surga adalah tempat abadi yang jauh lebih indah dibandingkan kesementaraan dalam dunia ini (ayat 14-16).
I. KUNCI KESUKSESAN ABRAHAM :
1. Ia percaya kepada TUHAN.
Kepercayaan penuh ditunjukkannya dengan tidak ragu sedikit pun akan perintah TUHAN Imam Abraham teruji dan terpuji sebab sepenuhnya ditujukan kepada TUHAN dan diberdayakan oleh TUHAN.
Secara manusia, mengikuti perintah sesorang bukanlah perkara yang mudah. Apalagi ketika kita tidak melihat ‘kebaikan/keuntungan’ dibalik sebuah perintah tersebut. Satu-satunya yang memampukan kita berusaha melakukan perintah itu adalah jika kita kenal dan percaya penuh kepada pihak yang memberi perintah.
Mengikuti perintah TUHAN bukanlah perkara yang mudah. Apalagi ketika kita tidak mengerti rencana TUHAN dibalik perintahNYA. Satu-satunya yang memampukan kita mengikuti rencana TUHAN itu adalah jika kita benar-benar mengenal dan percaya penuh kepada TUHAN.
Keraguan kita akan masa depan/sesuatu yang TUHAN rencanakan = tidak percaya.
Abraham meletakkan pengharapan masa depannya ke dalam tangan TUHAN dan percaya kepada setiap Firman TUHAN sekalipun belum melihat.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Ibrani 11:2
Roma 4:3 "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Jangan tukar Firman Tuhan dengan apa kata orang, apa kata dunia, apa kata ilmu pengetahuan. semua bisa membuat iman kita menjadi kabur.
Umat Kristen mewarisi kekayaan sejarah iman umat TUHAN masa lampau, baik yang dicatat dalam Alkitab maupun dalam catatan sejarah gereja. Kepercayaan para tokoh iman itu disandarkan hanya pada TUHAN yang setia memenuhi janji-Nya. Kini, kita menyaksikan melalui Alkitab dan gereja penggenapan janji-janji TUHAN bagi mereka satu per satu terwujud. Patutkah kita meragukan ke-Maha Kuasaan-Nya?
2. Imannya ditunjukkan dengan ketaatannya kepada perintah TUHAN.
Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Masalah klise yang selalu dihadapi anak-anak Tuhan adalah hal ketaatan. Mungkin setiap hari kita membaca firman atau renungan, mendengarkan khotbah di gereja/ persekutuan, melalui radio-radio rohani, kaset dan sebagainya, namun bila ditanya tentang ketaatan kita kepada Tuhan terasa sulit menjawabnya karena hidup dalam ketaatan memang tidak mudah, membutuhkan komitmen yang kuat.
Kita seringkali jatuh bangun atau gagal dalam ujian ketaatan; kita lebih memilih tetap tinggal dalam kenyamanan daging dan segala kenikmatannya daripada harus berjuang untuk tundut kepada Tuhan.
Begitu juga dengan Abraham ketika Tuhan berkata,“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;” (Kejadian 12:1). Walaupun tempat itu tidak ia ketahui, serta dengan konsekuensi harus meninggalkan sanak saudaranya dan juga tanah lelhurnya, tanpa banyak alasan atau dalih apa pun Abrahama taat dan merespon panggilan Tuhan tersebut. Tidaklah mudah mengambil suatu keputusan dalam kondisi seperti itu, apalagi perintah itu diterimanya dari Tuhan yang baru saja dikenalnya.
Bukti iman kita untuk tidak bisa diganti dengan yang lain … kalau beriman berarti melakukan perintah TUHAN.
Jangan menyogok TUHAN dengan sesuatu yang lain, yang kita pikir bisa membelokkan sedikit rencanaNYA. Ingat anak panah miring sedikit tidak sampai kepada titik bidikan = melenceng dari rencana TUHAN.
I Samuel 15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Buah dari Iman dan ketaatan Abraham : dia menikmati semua yang TUHAN janjikan
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar
memberkati engkau serta … dan engkau akan menjadi berkat.
membuat namamu masyhur;
membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-
bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
II. MANUSIA SERINGKALI TIDAK MAU MELAKUKAN PERINTAH TUHAN :
1. Tidak mau menerima rencana TUHAN
Setiap manusia mempunyai rencana dan selalu ingin rencananya dapat ter-realisasi dalam hidupnya. Seringkali manusia terlalu yakin dengan ‘rencana baiknya’ sehingga menolak untuk mengikuti rencana TUHAN.
Yesaya 55:8 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.".
Ayat diatas dengan tegas menjelaskan bahwa rancangan TUHAN tidak sama dengan rancangan manusia. Bagi orang Kristen ayat ini pasti sudah tidak asing lagi. Tanpa dihafalpun sudah terhafal sendiri karena terlalu sering di dengar. Dikatakan memang mudah tapi dipraktekkan sangat sulit.
Saya jadi teringat apa yang ditulis Yohanes ketika di pulau Patmos. Wahyu 10:10, "Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya. Firman Tuhan itu mudah sekali diperkatakan, bahkan cukup enak untuk disampaikan namun pada prakteknya sangat susah, dengan kata lain terasa pahit."
Tidak mau menerima rencana TUHAN membuat kita terhambat atau tertunda dalam menerima berkat dan sukacita.
Sara ketika tidak mau ikut rencana TUHAN dan mau ikut rencananya sendiri, dia harus menanggung kesalahannya dan orang lain juga terkena dampak dari kesalahannya.
Kita harus sadar bahwa pikiran kita sangat terbatas untuk memahami Pikiran TUHAN.
Mazmur 139:17 Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! 18 Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
Roma 11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Pada waktu kita mengerti kehendak TUHAN dan tidak ngotot dengan kehendak kita sendiri, saat itulah TUHAN melaksanakan rencana-NYA yang indah di dalam hidup kita.
Langkah kecil kita sering sulit selaras dengan rencana besar TUHAN. Walau tak mudah, kita harus mau mencoba dan mau belajar caranya, maka TUHAN akan memampukan kita.
2. Manusia lebih berfokus pada kenyamanan hidup.
Pada umumnya manusia lebih memilih rancangannya sendiri dari pada rancangan Tuhan karena rancangan manusia lebih terfokus kepada hal-hal duniawi sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada hal-hal rohani. Manusia lebih memilih mengembangkan kehidupan jasmani dari pada kehidupan rohani.
Contohnya dalam memilih pasangan hidup, manusia lebih cenderung memilih pasangan yang cantik/ganteng, sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada kecantikan rohaniah.
Karena rancangan Tuhan lebih tertuju kepada hal-hal yang bersifat rohani maka orang yang hidup dalam keinginan daging akan sangat sulit mengikutinya. Itulah sebabnya mereka lebih cenderung memilih rancangan sendiri karena rancangan Tuhan sangat menyakitkan dan melelahkan.
Abraham berusaha fokus dengan rencana TUHAN yaitu tanah perjanjian. Dia tidak melihat tempat-tempat lain yang sepertinya lebih mendatangkan keuntungan. Sehingga ketika harus berpisah dengan Lot, Abraham tidak berusaha mencari tanah yang terbaik untuk dirinya sendiri, karena dia tahu TUHAN sudah menjanjikan tanah yang terbaik bagi dirinya.
Kejadian 13:14-18 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.
Abraham hidup makmur dan damai di tanah yang TUHAN berikan sedangkan Lot yang memilih hanya dengan pandangan mata - harus menjadi tawanan waktu Sodom dan Gomora diserang musuh (Kejadian 14) dan hidup dalam keduniawian (Kejadian 19).
Rasul Paulus mengatakan, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.(II Kor.4:18)
Kejadian 50:19-20 "Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." Ayat ini menguatkan keyakinan saya bahwa Yusuf menyadari sejak awal bahwa Tuhan punya rancangan besar dalam hidupnya dan ia memilih rancangan Tuhan itu. Bagaimana dengan kita, apakah kita mau memilih rancangan Tuhan? Atau memilih rancangan kita sendiri?
Saudaraku, Tuhan punya rencana yang indah buat kehidupan kita. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan untuk saudara namun satu hal yang pasti bahwa rencana Tuhan tidak merancangkan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang damai sejahtera yaitu masa depan yang penuh harapan. Fokuskan diri hanya kepada rencana TUHAN.
3. Masalah lainnya yang dihadapi orang Kristen adalah tidak mampu mendengar pemberitahuan dari TUHAN.
Yang lebih celaka, tidak mampu membedakan suara TUHAN dan suara setan sehingga tertipu. Tidak mampu mendengar suara TUHAN terjadi karena orang Kristen itu belum menjadi anak TUHAN.
AYUB 42 : 2 "Aku tahu, bahwa ENGKAU sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-MU yang gagal.
Tidak ada rencana TUHAN yang gagal. Berapa pun lamanya kita berusaha, seandainya sampai seratus tahun pun, hal itu tidak mengubah rencana TUHAN. Jadi, kita yang harus mengikuti rencana-NYA. Kebanyakan orang Kristen gagal karena mau "mengatur" TUHAN. Kita dapat menganalogikan hubungan direktur dan bawahan untuk memperjelas situasi ini. Contohnya, seorang direktur bertugas menyusun kebijakan dan program kerja bagi perusahaan. Tidak mungkin sang direktur yang diarahkan para bawahannya untuk melakukan ini itu. Demikian pula dengan TUHAN yang kedudukan-NYA sangat jauh di atas kita.
Ketika TUHAN hendak membinasakan Sodom dan Gomora, TUHAN memberitahukan hal itu kepada Abraham dan Abraham menanggapi rencana TUHAN itu dengan “segera” yaitu berdoa syafaat (Kejadian 18:17-33). Abraham mampu mendengar pemberitahuan dari TUHAN dan selalu menanggapinya dengan benar. Kalau di zaman yang sudah maju, Abraham akan langsung angkat Hp dan telpon ke Lot, tapi pertanyaannya Lot percaya atau tidak???
Ketika malaikat TUHAN telah tiba di Sodom dan bertemu dengan Lot serta memberitahukan kepada Lot, Lot masih berlambat-lambat … menunjukkan bahwa Lot tidak mampu mendengar pemberitahuan dari TUHAN.
Mungkin di antara kita berpikir, apa susahnya bagi Lot dan keluarga lari menyelamatkan diri? Salah satu penyebab Lot dan keluarga berpikir panjang adalah karena harta kekayaan dan jauhnya tempat dia harus menyelamatkan diri ke pegunungan.
Itulah sebabnya Lot mengatakan, bagaimana mungkin menjalankan rencana TUHAN? Mari kita aplikasikan dalam diri kita.
Sewaktu kita memiliki problem "ombak besar" dan TUHAN mengatakan "Berjalanlah di atas air!" sering kita menjawab seperti Lot menawar. Kelihatannya tidak mungkin. Namun, Petrus sudah membuktikan bahwa dia mampu. Mengatakan, "Mana mungkin?" berarti kita sudah menolak rencana TUHAN. Seharusnya Lot yakin seratus persen walau Tidak ada orang lain yang mampu menggagalkan rencana TUHAN bagi hidup kita. Namun, jika kita sendiri tidak mau berjalan dalam rencana TUHAN maka rencana TUHAN itu gagal terjadi dalam hidup kita. Misalnya kita bertanya kepada TUHAN bahwa kita mau berbisnis di bidang tertentu. Dan TUHAN menjawab kita untuk maju, DIA akan menyertai dan memberikan kesuksesan. Namun kita batal berbisnis karena merasa pesaingnya banyak. Siapa biang kerok kegagalan kita? Kita sendiri.
Salah satu karakter TUHAN adalah Mahakudus. Dalam merealisasikan rencana-NYA tentu karakter kekudusan tidak akan ditanggalkan-NYA. Misalnya saja, TUHAN tidak mungkin memiliki rencana bagi kita untuk sukses dengan cara menyertai kita untuk berbisnis yang tidak halal.
TUHAN memberi kita kemampuan menggunakan logika. Namun, TUHAN berada di atas logika manusia. Samuel berpikir logis. Saul berkuasa membunuh dia. Namun, TUHAN punya cara, cara yang kudus, bukan cara kebohongan atau trik kotor lainnya. Samuel diminta TUHAN menyelenggarakan ibadah dan mengundang Isai. Ini bukan kebohongan. Isai memang anak TUHAN dan wajar diundang beribadah.
Salah seorang jemaat gereja kita mengalami problem dalam pekerjaannya. Dia mengimpor alat untuk dipasang di sebuah pabrik. Teknisi ahli dari USA telah siap untuk memasangnya. Yang menjadi permasalahan, alat itu masih tertahan di bandara padahal teknisi ahli itu akan segera kembali ke negaranya. Jemaat tersebut mohon dukungan doa agar alat itu dapat segera keluar dari bandara sebelum sang teknisi ahli kembali ke negaranya (hari Kamis). Rencana jemaat tersebut logis. Ternyata, barang tersebut belum dapat juga keluar dari bandara sampai hari Kamis pagi, dan baru dapat keluar Kamis sore. Kendati doanya tidak dijawab TUHAN sesuai keinginannya, TUHAN mampu membuat alat yang terlambat keluar itu terpasang dengan baik. Oleh campur tangan TUHAN, jadwal kepulangan teknisi itu mundur sampai hari Senin minggu berikutnya. Itulah kerja TUHAN yang sempurna.
Isai memiliki banyak anak laki-laki; saat itu TUHAN belum mengatakan mana yang harus diurapi. TUHAN akan memberitahu apa yang selanjutnya harus dilakukan Samuel.
Kendati belum tahu apa perintah TUHAN selanjutnya, yang penting harus ada langkah awal dari kita untuk mentaati-NYA. Kita sering ingin mengetahui rencana TUHAN secara utuh sedangkan TUHAN memberikan rencana-NYA tahap demi tahap. Bukan berarti TUHAN masih mencari ide untuk rencana berikutnya. Namun TUHAN ingin mengajarkan kita percaya sepenuhnya kepada DIA yang menyusun rencana. Sebab dengan mengetahui rencana TUHAN seluruhnya, iman kita tidak akan bekerja. Misalnya, TUHAN memberitahukan bahwa tahun ini kita belum kita sukses, kita baru akan sukses tahun depan. Mungkin logika kita akan berkata, percuma bekerja tahun ini, lebih baik mulai bekerja tahun depan.
1 SAMUEL 16 : 4 - 5 Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?" 5 Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Berbuat seperti yang difirmankan TUHAN membuat kita semakin dekat dengan sukses. Rencana TUHAN tidak akan terlaksana bila Samuel tidak mau bertindak. Sekali lagi, bukan TUHAN yang gagal, tapi kita yang gagal berjalan dalam rencana TUHAN. Kalau mau taat, TUHAN yang memuluskan terlaksananya rencana-NYA sampai hal yang sekecil-kecilnya. Contohnya, dalam pelaksanaan rencana-NYA mengurapi raja baru, TUHAN telah menyiapkan Isai dan anak-anaknya ada di tempat sehingga rencana-NYA dapat berjalan mulus. Dan pada ayat-ayat selanjutnya kita ketahui, kulit Samuel tidak lecet sedikit pun oleh pedang Saul.
1 SAMUEL 16 : 6 - 7 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-NYA." 7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab AKU telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat ALLAH; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Dengan mau mentaati TUHAN Samuel sudah mendekati masuk dalam kesempurnaan rencana TUHAN. Sayangnya, saat TUHAN belum memberitahukan siapa anak Isai yang dipilih-NYA, Samuel kembali memakai mata dan pikirannya sendiri. Ingat, indra dan pikiran kita bisa salah. Agar kita mampu bertindak dan berpikir seperti TUHAN, "pakailah" pikiran TUHAN atau selaraskan pikiran kita dengan pikiran TUHAN. Konkritnya, salibkan tubuh dan pikiran kita yang dikuasai hawa nafsu. Dengan tuntunan ROH KUDUS, kita akan mampu melakukannya.
Di dalam 2 Samuel 22:31 tertulis, "Adapun ALLAH, jalan-NYA sempurna; sabda TUHAN itu murni; DIA menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-NYA." Ayat ini menjelaskan bahwa TUHAN tidak perlu kita bantu atau rencana-NYA tidak perlu kita sempurnakan. Bahkan, jika kita mulai menggunakan pikiran kita, rencana TUHAN yang indah itu takkan terjadi dalam hidup kita. Dengan berlindung di dalam TUHAN, yaitu kita di dalam DIA, rencana kita akan sinkron dengan rencana TUHAN sehingga kita sukses.
1 SAMUEL 16 : 12 Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mulai sadar tatkala TUHAN menolak Eliab; Samuel tidak membantah TUHAN. Anak-anak Isai yang hadir semuanya ditolak TUHAN, membuat Samuel bertanya, masihkah ada anak Isai yang lain. Samuel menyuruh menjemput anak Isai yang bungsu, Daud, yang sedang menggembalakan domba. TUHAN mau mengangkat Daud sebagai raja. Daud si gembala domba, profesi rendahan, bukanlah lulusan Universitas sekelas Harvard University. Kali ini Samuel tidak mengatakan, "Si gembala menjadi raja???" Dia kembali berjalan dalam rencana TUHAN.
Di balik suksesnya Daud menjadi raja yang diangkat TUHAN, ada peran Samuel yang menghantarkan gembala muda itu menjadi orang nomor satu di Israel. Inilah kesuksesan seorang nabi: mampu membawa kesuksesan bagi umat TUHAN. Kerinduan kita sebagai orangtua adalah kita sukses, dan mampu membawa anak-anak kita berangkat sukses. Hal itu dapat terlaksana kalau kita berjalan di dalam rencana TUHAN, yaitu mau menanggalkan hawa nafsu yang menguasai tubuh, hati dan pikiran kita. Amin
Ilustrasi :
Sering selama bertahun-tahun, kita melihat ke atas dan bertanya kepada Bapa, "Bapa, apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu".
Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"
Kemudian Bapak menjawab, "Anakku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini, satu saat nanti aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu".
Tuhan adalah pelukis hidupmu
IA belum selesai melukis hidupmu
IA masih bekerja sampai larut malam,
Mencampur warna-warna yang sangat istimewa,
Untuk lukisan-Nya yang istimewa
Untuk membuatmu lebih indah dan berharga
IA masih mempunyai rencana besar
Untuk ciptaan-NYA
IA masih mempunyai sebuah rencana yang indah untuk hidupmu....
karena itu……
ijinkan DIA menjalankan rancangan, rencana dan tujuan-NYA jadi dalam hidupmu ......
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan". (Yer 29:11)
Alkitab memberikan banyak contoh tentang orang-orang yang hidupnya taat; seperti Nuh, ketika diperintahkan Tuhan untuk membuat bahtera, ia taat; nabi Hosea tunduk dan mengerjakan kehendak Tuhan walaupun diseuruh memperisteri seorang perumpuan sundal (Hosea 1:2-3); Musa taat ketika diutus Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir; Tuhan Yesus pun telah meninggalkan suatu teladan kepada kita bagaimana Ia taat kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib.
Komentar
Posting Komentar