MENTALITAS BARNABAS
KPR 11:24 -- karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
BIS - Barnabas ini orang yang baik hati dan dikuasai Roh TUHAN serta sangat percaya kepada Tuhan sehingga banyak orang mengikuti Tuhan.
AVB - Barnabas orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Semakin bertambahlah bilangan orang yang percaya akan Tuhan.
KBBI : keadaan dan aktivitas jiwa (batin ), cara berpikir, dan berperasaan.
"Revolusi Mental" merupakan jargon yang diusung presiden terpilih Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Namun, tak banyak penjelasan konkret muncul atas frasa itu.Menurut dia, revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa. Indonesia, sebut Jokowi, merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. "Tapi saya juga ndak tahu kenapa, sedikit demi sedikit (karakter) itu berubah dan kita ndak sadar. Yang lebih parah lagi ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itulah yang merusak mental," ujar Jokowi. Perubahan karakter bangsa tersebut, kata Jokowi, merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. "Oleh sebab itu, saya menawarkan ada sebuah revolusi mental," ujar Jokowi.
Terminologi "revolusi", kata Jokowi, tidak selalu berarti perang melawan penjajah. Menurut dia, kata revolusi merupakan refleksi tajam bahwa karakter bangsa harus dikembalikan pada aslinya. "Kalau ada kerusakan di nilai kedisiplinan, ya mesti ada serangan nilai-nilai ke arah itu. Bisa mengubah pola pikir, mindset. Titik itulah yang kita serang," ujar Jokowi. Satu-satunya jalan untuk revolusi sebagaimana yang dia maksudkan itu, kata Jokowi, adalah lewat pendidikan yang berkualitas dan merata, serta penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. "Kita harus mengembalikan karakter warga negara ke apa yang menjadi keaslian kita, orisinalitas kita, identitas kita," tegas Jokowi. Dia berkeyakinan, dengan komitmen pemerintah yang kuat disertai kesadaran seluruh warga negara, Indonesia dapat berubah ke arah yang lebih baik.Tanpa disadari mentalitas orang percaya sedikit demi sedikit terkikis oleh zaman. Cara hidup jemaat mula-mula sangat jauh berbeda dengan cara hidup jemaat sekarang. Kita arus membangkitkan kembali mentalitas anak-anak TUHAN supaya dengan keberadaan kita orang lain boleh melihat ada YESUS hidup dalam hidup kita. TUHAN sedang melakukan revolusi MENTALITAS rohani untuk membaharui dan membangkitkan gereja-Nya kembali.
Dan sebagai anak-anakNYA, kita harus siap didisiplin, ditegur, diarahkan kembali ...
Siapa Barnabas?
KPR 4:36 - Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
KPR 11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
Barnabas berasal dari suku Lewi, keluarga imam yang turun-temurun bertugas di Bait Tuhan (suku Lewi adalah suku Israel yang dikhususkan Tuhan untuk melayani-Nya di Bait Suci).
Tetapi setelah keluarganya pindah ke Siprus Barnabas tidak lagi bertugas di Bait Tuhan, ia menjadi anggota gereja di Yerusalem (bagian dari jemaat mula-mula). Kita tahu bahwa jemaat mula-mula adalah cikal bakal gereja Tuhan, kumpulan orang-orang yang sangat mengasihi Tuhan. Karena kasihnya kepada Tuhan dan sesama mereka rela menjual harta miliknya untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan dibagikan kepada saudara seiman yang memerlukan.
Bukan kebetulan jika para rasul menyebut Barnabas sebagai anak penghiburan, karena ia telah menunjukkan kualitas hidup rohani yang baik dan mampu menjadi berkat bagi orang lain.
1. Orang Baik
agaqoV (agathos) > baik; berguna, cocok; sempurna (TUHAN), murni = yang berarti baik dalam aspek moralitas dan dalam keseharian.
2. Penuh Roh Kudus
plhrhV (pleres) > penuh, lengkap, dewasa = yang berarti seorang yang selalu dipenuhkan dan dipimpin Roh Kudus.
3. Beriman
pistiV (pistis) > kuat/teguh dalam iman = orang yang berpegang teguh kepada imannya di dalam Kristus dan seorang yang dipercaya.
Barnabas dapat dikatakan seorang yang mempunyai hubungan baik dengan Tuhan Yesus, sebab hidupnya terus dipimpin oleh Roh Kudus. Tentunya Roh Kudus tidak akan tinggal pada orang-orang yang hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan dan tidak berkenan kepada-Nya.
Barnabas seorang yang penuh dengan iman di mana ia merefleksikan imannya dalam kehidupannya sehari-hari.
BUKTI-BUKTI MENTALITAS BARNABAS
1. KPR 4:37 - Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
= Orang yang suka berkorban,
Ini menunjukkan bahwa Barnabas adalah seorang yang murah hati dan suka memberi. Kepeduliannya terhadap perkara-perkara rohani sangat besar. Buktinya ia rela menjual sebidang tanah miliknya untuk membantu pekerjaan Tuhan (pekabaran Injil).
Keberadaannya tentu memberikan penghiburan bagi jemaat mula-mula (KPR 4:36)
Dalam Kisah Rasul pasal 4 Barnabas dicatat sebagai orang yang memberikan uangnya, dan nanti kita akan lihat dia juga memberikan seluruh dirinya. Kalau kita adalah orang yang terus memikirkan diri sendiri, kita tidak akan pernah bisa menjadi seorang encourager. Orang dalam dunia ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni mereka yang suka memberi (the givers) atau selalu mengambil (the takers). Dari Barnabas kita belajar bahwa orang yang bisa meng-encourage adalah orang yang bisa memikirkan orang lain, meskipun harus bayar harga. Dia mengerti kesulitan dan pergumulan orang lain meskipun dia sendiri ada pergumulan, tapi dia mau mencoba memberikan dirinya, waktunya, uangnya, hidupnya bagi orang lain. Kita perlu belajar bersama-sama. Dengan inisiatif dari diri sendiri kita boleh memikirkan dan melakukan sesuatu bagi orang lain.
Barnabas tidak mementingkan diri sendiri, tapi senantiasa menunjukkan kebaikannya kepada orang lain. Itulah sebabnya orang-orang di Antiokhia sangat suka kepada Barnabas.
2. KPR 9:27 - Tetapi Barnabas menerima dia ...
Sementara orang percaya lainnya masih curiga dengan keberadaan Saulus, Barnabas yang beriman menunjukkan kebaikannya dengan menerima dan menyambut Saulus, bahkan memperkenalkannya kepada para Rasul.
Barnabas berperan penting dalam proses transformasi Paulus. Dia berperan menjadi jembatan bagi Saulus, sehingga ia pun akhirnya diterima di kalangan orang percaya.
9:26Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.9:27Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus
Waktu Saulus yg telah bertobat datang di Yerusalem, tapi orang Kristen di sana menganggapnya mata-mata, Barnabas-lah yg memperkenalkan dia kepada para 'tokoh utama' rasul dan meyakinkan mereka tentang pertobatan dan kesungguhannya (Kis 9:27; bnd Gal 1: 18).
Setelah pertobatan, Paulus mengalami proses pertumbuhan yang luar biasa. Ia menjadi orang yang begitu berpengaruh dalam pertumbuhan awal gereja-gereja, dan hari ini kita bisa melihat banyak kitab yang ditulis olehnya. Semua ini mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya sosok Barnabas. Jika Saulus menjadi seorang Paulus yang luar biasa, itu bisa terjadi karena ada seorang jembatan yang bernama Barnabas.
Dalam hal ini peran Barnabas sangatlah menentukan. Ia sendiri telah menyaksikan sendiri perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Saulus di Damaskus. Dan umat di Yerusakem sebaliknya belum pernah melihat apa yang dilakukan oleh Saulus itu. Tetapi mereka memiliki kepercayaan penuh kepada Barnabas, karena mereka menyaksikan sendiri bagaimana Barnabas menjual segalanya dan menyerahkannya kepada komunitas Gereja (Kisah 4:37).
Tanpa jerih payah Barnabas, yang menaruhkan nama baiknya, kiranya rekonsiliasi tak akan pernah terjadi.
Dalam menjalani hidup ini seringkali kita pun butuh jembatan. Dalam proses lahir baru, saya pun membutuhkannya. Saya tidak tahu harus bagaimana di gereja, membuka alkitab mencari ayat pun masih bingung. Saya tidak tahu bagaimana untuk bisa dibaptis dan sebagainya. Puji Tuhan, ada teman-teman yang rela bertindak sebagai jembatan pada waktu itu, sehingga saya pun bisa menjadi diri saya hari ini. Tanpa mereka yang berfungsi sebagai jembatan dari hidup lama menuju hidup baru, mungkin saya tidak akan bisa bertumbuh. Jika hari ini saya aktif mewartakan kabar keselamatan kepada siapa saja, itu semua tidak lepas dari jasa para jembatan yang dahulu dengan kesabaran membimbing saya.
3. KPR 11:22-24
Sebagai seorag yang penuh Roh Kudus, Barnabas taat ketika dia diutus ke Antiokhia (tidak banyak alasan, mengingat dia bukan Rasul).
Ia bersukacita karena kasih karunia TUHAN dinyatakan bagi orang-orang percaya.
Namun demikian, Barnabas tidak langsung berpuas diri atas keadaan rohani di Antiokhia, namun ia juga terus mendorong umat TUHAN di Antiokhia, agar tetap mengasihi dan setia kepada Tuhan.
Barnabas memperhatikan dan mempedulikan kesehatan rohani dan pertumbuhan spiritualitas dari orang-orang yang percaya di Antiokhia, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. Ketika Barnabas tiba di Antiokhia, dan ia menemukan bahwa warga jemaat di sana menyambut firman Allah dengan baik, ia sungguh bersukacita. Ia bersukacita karena kasih karunia Allah dinyatakan bagi orang-orang percaya. (ini memang hukumnya, seorang pemimpin akan bersukacita, senang ketika melihat orang-orang yang dipimpinnya mengalami kesehatan rohani atau pertumbuhan spiritualitas; sebaliknya pemimpin akan bersedih, akan berduka ketika orang-orang yang dipimpinnya mengalami kemerosotan moral, dan stagnasi kerohanian).
Namun demikian, Barnabas tidak langsung berpuas diri atas keadaan rohani di Antiokhia, namun ia juga terus mendorong umat Allah di Antiokhia, agar tetap mengasihi dan setia kepada Tuhan. Ia menyadari bahwa hidup terus berjalan, dan tantangan serta godaan akan silih berganti; pengaruh dari orang-orang yang masih belum percaya kepada Tuhan Yesus, dan pengaruh orang-orang yang masih terikat dengan penyembahan berhala di Antiokhia, bisa saja menurunkan semangat, iman, kasih, dan pengharapan mereka kepada Yesus. Oleh karena itu, di satu sisi jelas diperlukan kegigihan dan ketekunan dari umat TUHAN.
4. KPR 11:25-26
Barabas tidak berpuas diri dengan pertambahan jiwa. Orang percaya di Antiokhia harus mendapatkan pembinaan rohani secara berkesinambungan.
Barnabas memanggil seorang rekan sepelayanan yang berkualitas, yang cakap mengajar, dan memiliki sikap hidup yang benar, yaitu Paulus.
Barnabas menyadari bahwa Paulus adalah orang yang tepat untuk meningkatkan kerohanian orang-orang percaya di Antiokhia
Injil bukan hanya sekedar memberikan keselamatan secara cuma-cuma,tetapi panggilan untuk hidup dalam kesalehan. Tuhan membutuhkan orang-orang yang mencerminkan karakter-Nya di dalam dunia yang hilang. Tujuan kekristenan bukan hanya masuk surga ketika kita mati, tetapi menjadi serupa dengan kristus sehingga orang lain akan dapat hidup dalam iman kepada Kristus. Di sisi lain, harus tetap dilaksanakan pembinaan yang berkesinambungan.
Puncak kepeduliannya terhadap orang-orang yang ia layani adalah ketika Barnabas memanggil seorang rekan sepelayanan yang berkualitas, yang cakap mengajar, dan memiliki sikap hidup yang benar, yaitu Paulus. Dalam hal ini, Barnabas dengan sengaja mencari Paulus (+250km) untuk membantu mengajar orang-orang percaya di sana. Ia menyadari bahwa Paulus adalah orang yang tepat untuk meningkatkan kerohanian orang-orang percaya di Antiokhia (Kis. 11:25).
DIA TIDAK KUATIR UNTUK TERSAINGI, BAGINYA YANG TERPENTING ADALAH INJIL DIBERITAKAN
Barnabas juga dipakai Tuhan untuk melihat potensi besar dalam diri Paulus yang waktu itu masih bernama Saulus.
Dan di ayat 26b kita bisa lihat buah ketekunan dari Barnabas dan Paulus dalam membina jemaat di Antiokhia, di mana mereka berhasil mencetak atau menghasilkan umat yang benar-benar mengikuti ajaran dan teladan Tuhan Yesus. Dan pengakuan akan kualitas hidup orang percaya tidak hanya muncul dari kalangan orang-orang Kristen di Yerusalem, namun juga dari orang-orang yang belum percaya di Antiokhia. Atas jerih lelah pelayanan Barnabas dan Paulus, muncullah istilah Kristen “Pengikut Kristus”. Sekalipun pada awalnya itu adalah sebuah ejekan karena gaya hidup yang berbeda yang ditampilkan oleh orang-orang percaya, namun pada akhirnya itu menjadi suatu kekuatan atau kelebihan; karena mereka menjadi teladan moral, dan pembawai damai di sekitar mereka. Kita sudah belajar dari Barnabas bahwa semua potensi yang ia miliki digunakan untuk membawa sejumlah orang kepada Tuhan, dan membawa mereka mengalami kedewasaan rohani. Bagaimana dengan kita, maukah kita memanfaatkan setiap bakat, talenta, karunia yang kita miliki untuk membawa orang kepada Kristus dan meningkatkan kerohanian orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk kita bina. Kita juga menyadari bahwa kualitas pemimpin akan menentukan kualitas orang-orang yang dilayaninya. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas hidup kita sebagai hamba Tuhan.
GEREJA AKHIR JAMAN HARUS MEMILIKI MENTALITAS BARNABAS
Mari kita belajar dari teladan Barnabas supaya melalui kehidupan kita pun banyak orang tertarik datang kepada Tuhan Yesus Kristus.
Marilah kita belajar hidup seperti Barnabas supaya kita juga dapat melihat dan menikmati Roh Kudus semakin berkarya dalam hidup kita, sehingga kita dapat menjadi saksi Kristus dan banyak jiwa datang kepada Kristus serta percaya kepada-Nya.
Gereja TUHAN harus mengembalikan karakter kepada apa yang menjadi keaslian kita, orisinalitas kita, identitas kita
Saya berkeyakinan, dengan komitmen yang kuat disertai kesadaran seluruh anak-anak TUHAN, maka Indonesia dapat dimenangkan bagi TUHAN.
Dunia membenci, kita mengasihi
Dunia menghujat, kita memuji
Dunia menyakiti, kita berbagi
Komentar
Posting Komentar