BARNABAS, ANAK PENGHIBURAN
Kisah Para Rasul 4:36
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas,
yang artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
1. Orang yang suka berkorban
Kisah Para Rasul 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Ini menunjukkan bahwa Barnabas adalah seorang yang murah hati dan suka memberi. Kepeduliannya terhadap perkara-perkara rohani sangat besar. Buktinya ia rela menjual sebidang tanah miliknya untuk membantu pekerjaan Tuhan (pekabaran Injil). Keberadaannya tentu memberikan penghiburan bagi jemaat mula-mula (Kisah Para Rasul 4:36).
Dalam Kisah Rasul pasal 4 Barnabas dicatat sebagai orang yang memberikan uangnya, dan nanti kita akan lihat dia juga memberikan seluruh dirinya. Kalau kita adalah orang yang terus memikirkan diri sendiri, kita tidak akan pernah bisa menjadi seorang encourager. Orang dalam dunia ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni mereka yang suka memberi (the givers) atau selalu mengambil (the takers). Dari Barnabas kita belajar bahwa orang yang bisa meng-encourage adalah orang yang bisa memikirkan orang lain, meskipun harus bayar harga. Dia mengerti kesulitan dan pergumulan orang lain meskipun dia sendiri ada pergumulan, tapi dia mau mencoba memberikan dirinya, waktunya, uangnya, hidupnya bagi orang lain. Kita perlu belajar bersama-sama. Dengan inisiatif dari diri sendiri kita boleh memikirkan dan melakukan sesuatu bagi orang lain.
Barnabas tidak mementingkan diri sendiri, tapi senantiasa menunjukkan kebaikannya kepada orang lain. Itulah sebabnya orang-orang di Antiokhia sangat suka kepada Barnabas.
2. Menerima Keberadaan Orang Lain
KPR 9:27 - Barnabas menerima dan menyambut Saulus, bahkan memperkenalkannya kepada para Rasul.
KPR 11:25-26 - Barabas mengajak Paulus sebagai orang yang tepat untuk meningkatkan kerohanian orang-orang percaya di Antiokhia
Sampai waktu itu ia adalah pemimpin, Paulus muridnya. Urutan yg selalu dipegang Lukas sampai mereka meninggalkan Siprus adalah 'Barnabas dan Saulus'. Sesudah itu ia biasa mengatakan 'Paulus dan Barnabas' (Kis 13:43, 46, 50; 15:2, dua kali, 22, 35.
* 9:26Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.9:27Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus
Waktu Saulus yg telah bertobat datang di Yerusalem, tapi orang Kristen di sana menganggapnya mata-mata, Barnabas-lah yg memperkenalkan dia kepada para 'tokoh utama' rasul dan meyakinkan mereka tentang pertobatan dan kesungguhannya (Kis 9:27; bnd Gal 1: 18).
Barnabas berperan penting dalam proses transformasi Paulus. Dia berperan menjadi jembatan bagi Saulus, sehingga ia pun akhirnya diterima di kalangan orang percaya.
Setelah pertobatan, Paulus mengalami proses pertumbuhan yang luar biasa. Ia menjadi orang yang begitu berpengaruh dalam pertumbuhan awal gereja-gereja, dan hari ini kita bisa melihat banyak kitab yang ditulis olehnya. Semua ini mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya sosok Barnabas. Jika Saulus menjadi seorang Paulus yang luar biasa, itu bisa terjadi karena ada seorang jembatan yang bernama Barnabas.
Dalam hal ini peran Barnabas sangatlah menentukan. Ia sendiri telah menyaksikan sendiri perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Saulus di Damaskus. Dan umat di Yerusakem sebaliknya belum pernah melihat apa yang dilakukan oleh Saulus itu. Tetapi mereka memiliki kepercayaan penuh kepada Barnabas, karena mereka menyaksikan sendiri bagaimana Barnabas menjual segalanya dan menyerahkannya kepada komunitas Gereja (Kisah 4:37).
Tanpa jerih payah Barnabas, yang menaruhkan nama baiknya, kiranya rekonsiliasi tak akan pernah terjadi.
* Dalam menjalani hidup ini seringkali kita pun butuh jembatan. Dalam proses lahir baru, saya pun membutuhkannya. Saya tidak tahu harus bagaimana di gereja, membuka alkitab mencari ayat pun masih bingung. Saya tidak tahu bagaimana untuk bisa dibaptis dan sebagainya. Puji Tuhan, ada teman-teman yang rela bertindak sebagai jembatan pada waktu itu, sehingga saya pun bisa menjadi diri saya hari ini. Tanpa mereka yang berfungsi sebagai jembatan dari hidup lama menuju hidup baru, mungkin saya tidak akan bisa bertumbuh. Jika hari ini saya aktif mewartakan kabar keselamatan kepada siapa saja, itu semua tidak lepas dari jasa para jembatan yang dahulu dengan kesabaran membimbing saya.
Barabas tidak berpuas diri dengan pertambahan jiwa. Orang percaya di Antiokhia harus mendapatkan pembinaan rohani secara berkesinambungan.
Barnabas memanggil seorang rekan sepelayanan yang berkualitas, yang cakap mengajar, dan memiliki sikap hidup yang benar, yaitu Paulus.
Barnabas menyadari bahwa Paulus adalah orang yang tepat untuk meningkatkan kerohanian orang-orang percaya di Antiokhia
DIA TIDAK KUATIR UNTUK TERSAINGI, BAGINYA YANG TERPENTING ADALAH INJIL DIBERITAKAN
Barnabas juga dipakai Tuhan untuk melihat potensi besar dalam diri Paulus yang waktu itu masih bernama Saulus.
Dan di ayat 26b kita bisa lihat buah ketekunan dari Barnabas dan Paulus dalam membina jemaat di Antiokhia, di mana mereka berhasil mencetak atau menghasilkan umat yang benar-benar mengikuti ajaran dan teladan Tuhan Yesus. Dan pengakuan akan kualitas hidup orang percaya tidak hanya muncul dari kalangan orang-orang Kristen di Yerusalem, namun juga dari orang-orang yang belum percaya di Antiokhia. Atas jerih lelah pelayanan Barnabas dan Paulus, muncullah istilah Kristen “Pengikut Kristus”. Sekalipun pada awalnya itu adalah sebuah ejekan karena gaya hidup yang berbeda yang ditampilkan oleh orang-orang percaya, namun pada akhirnya itu menjadi suatu kekuatan atau kelebihan; karena mereka menjadi teladan moral, dan pembawai damai di sekitar mereka. Kita sudah belajar dari Barnabas bahwa semua potensi yang ia miliki digunakan untuk membawa sejumlah orang kepada Tuhan, dan membawa mereka mengalami kedewasaan rohani. Bagaimana dengan kita, maukah kita memanfaatkan setiap bakat, talenta, karunia yang kita miliki untuk membawa orang kepada Kristus dan meningkatkan kerohanian orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk kita bina. Kita juga menyadari bahwa kualitas pemimpin akan menentukan kualitas orang-orang yang dilayaninya. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas hidup kita sebagai hamba Tuhan.
3. Orang yang Baik, Penuh Roh Kudus, dan Beriman
KPR 11:24 - karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
BIS - Barnabas ini orang yang baik hati dan dikuasai Roh TUHAN serta sangat percaya kepada Tuhan sehingga banyak orang mengikuti Tuhan.
AVB - Barnabas orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Semakin bertambahlah bilangan orang yang percaya akan Tuhan.
1. Orang Baik – (agathos) baik; berguna, cocok; sempurna (t TUHAN), murni = yang berarti baik dalam aspek moralitas dan dalam keseharian.
2. Penuh Roh Kudus - (pleres) penuh, lengkap, dewasa = yang berarti seorang yang selalu dipenuhkan dan dipimpin Roh Kudus.
Barnabas dapat dikatakan seorang yang mempunyai hubungan baik dengan Tuhan Yesus, sebab hidupnya terus dipimpin oleh Roh Kudus. Tentunya Roh Kudus tidak akan tinggal pada orang- orang yang hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan dan tidak berkenan kepada-Nya.
3. Beriman - (pistis) kuat/teguh dalam iman = orang yang berpegang teguh kepada imannya di dalam Kristus dan seorang yang dipercaya.
Barnabas seorang yang penuh dengan iman di mana ia merefleksikan imannya dalam kehidupannya sehari-hari.
4. Bisa Melihat Potensi orang Lain
KPR 12:25 - Barnabas dipakai Tuhan untuk melihat potensi yang ada dalam diri keponakannya, Yohanes Markus (Kolose 4:10), dan membawanya dalam perjalanan pelayanannya bersama Paulus.
KPR 13:13 – Yohanes Markus sempat meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem.
KPR 15:35-41 – Barnabas memberi kesempatan kedua bagi Yohanes Markus.
Kolose 4:10
Agaknya Yohanes Markus selalu di kotanya sampai dibawa oleh Barnabas dan Paulus ke Antiokhia, yg sedang pulang dari tugas pelayanan di Yerusalem (Kis 12:25). Tatkala beberapa lama kemudian Barnabas dan Paulus berangkat ke Siprus pada perjalanan penginjilan pertama, Yohanes Markus menyertai mereka, sebagai teman seperjalanan dan pembantu bagi kedua orang yg lebih tua itu (Kis 13:5).
Tapi sewaktu rombongan itu sampai di Perga, di daerah Asia Kecil, Markus meninggalkan mereka, pulang ke Yerusalem (Kis 13:13), sedang Barnabas dan Paulus melanjutkan perjalanan mereka.
Paulus menganggap ini sebagai pengunduran diri, sehingga, tatkala Barnabas menyarankan supaya Markus dibawa sebagai teman pada perjalanan kedua, Paulus tegas menolak (Kis 15:38). Bagi kedua orang itu, sikap terhadap Yohanes Markus adalah sungguh-sungguh dan sangat prinsipil (bnd Kis 9:27 dan 11:25 ttg watak Barnabas), sehingga perpisahan tak dapat dihindarkan. Barnabas membawa Markus kembali ke Siprus dan Paulus membawa Silas sebagai gantinya.
Sesudah itu Markus tidak muncul lagi dalam Kis, tapi sekali-sekali muncul dalam Surat-surat. Sekitar masa Kol 4:10 Markus menemani rasul Paulus sewaktu Paulus ditahan, mungkin di Roma; Paulus bermaksud mengutus dia ke Kolose, jadi Paulus tentu sudah memaafkan dia mengenai kejadian yg lalu itu. Flm 24 mencatat dia berada di antara kelompok rasul yg sama, termasuk Lukas. Waktu menulis 2 Tim 4:11 Markus bersama Timotius, tapi tidak karena perselisihan; mungkin Paulus mengutus Markus ke Asia Kecil, hal yg dipertimbangkan di atas, jika Timotius sungguh-sungguh di Efesus.
Kesaksian-kesaksian Paulus kemudian dapat berarti bahwa Markus mendapat manfaat waktu bekerja di bawah kemenakannya. Kerjasama yg erat telah pecah tapi persahabatannya tidak. 'Kapan pun Paulus menyebut Barnabas, kata-katanya mengandung simpati dan hormat' (Lightfoot ttg Gal 2:13).
Komentar
Posting Komentar