Pengkhotbah 7:8a ~ Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya
Bukan langkah awal yang penting, tetapi langkah akhir yang menentukan
Kehidupan rohani diuji seumur hidup. Bila kita bisa menjalani kehidupan rohani hanya dalam jangka waktu tertentu, waspadalah agar kita tidak jatuh di masa mendatang. Kita harus terus berjuang seperti pelari jarak jauh yang tidak berhenti berlari sebelum mencapai garis akhir.
1. Hidup Menurut Roh
2 Raja-Raja 12 dan 2 Tawarikh 24 menceritakan kepada kita bagaimana Yoas tidak terus membiarkan hidupnya di pimpin oleh Roh.
Galatia 5:16 - Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging --karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Yoas adalah raja yang sangat mudah dipengaruhi. Selama ada pengaruh baik dari imam yang setia kepada Tuhan, yaitu imam Yoyada, dia menjadi raja yang juga setia kepada Tuhan. Dia bahkan mempunyai kerinduan yang besar untuk memperbaiki rumah Tuhan.
Kegigihannya ini adalah kegigihan akibat pengaruh dari Yoyada. Betapa besar pengaruh dari pengertian akan kebenaran digabungkan dengan semangat memperjuangkan kebenaran itu. Kegigihan Yoyada untuk berjuang demi nama Tuhan mempunyai pengaruh besar sehingga Yoas setia kepada Tuhan seumur hidup Yoyada. Kegigihan yang – sayangnya – hanya memengaruhi Yoas dalam semangat, kegigihan, dan kegiatan yang luar biasa, tetapi tidak memengaruhi dia secara iman. Yoas tidak pernah sungguh-sungguh memelihara iman yang sejati. 2 Tawarikh 24:22 mengatakan bahwa Yoas bertanggung jawab untuk kematian anak imam Yoyada, yaitu Zakharia, yang Tuhan bangkitkan untuk memberikan peringatan kepada Yoas karena Yoas telah meninggalkan Tuhan setelah kematian Yoyada.
2. Pelihara Iman Sampai Akhir
2 Tawarikh 24:2 - Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia.
2 Tawarikh 24:14c-18 - Sepanjang umur Yoyada korban bakaran tetap dipersembahkan dalam rumah TUHAN. Yoyada menjadi tua, dan lanjut umur, lalu matilah ia. Seratus tiga puluh tahun umurnya ketika ia mati.
Ia dikuburkan di kota Daud di samping raja-raja, karena perbuatan-perbuatannya yang baik di Israel terhadap TUHAN dan rumah-Nya.
Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka.
Mereka meninggalkan rumah YAHWEH, TUHAN nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka.
1 Raja-Raja 11:1-13"Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN," 1 Raja-Raja 11:4Firman Tuhan memperingatkan orang percaya agar tidak sembarangan bergaul, harus selektif memilih teman. Mengapa? Jika kita salah bergaul akan berdampak buruk bagi kehidupan kita: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33), dan "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Salomo (bahasa Ibrani: Shelomoh) memiliki arti: damai, yang nama lainnya adalah Yedija, yang berarti dikasihi oleh Tuhan, "...dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN." (2 Samuel 12:25), namun harus menuai akibat kesalahannya dalam bergaul, padahal melalui Salomo ini Tuhan menggenapi apa yang Ia janjikan kepada Daud (ayahnya): "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku." (2 Samuel 7:13-14).
Tuhan selalu memperingatkan Salomo agar hidup menurut segala ketetapan-Nya. Inilah kunci untuk mengalami berkat-berkat Tuhan! Terbukti ketika Salomo taat, Tuhan memberkati dia secara luar biasa: "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja-Raja 10:23). Perlahan tapi pasti, dengan kekuasaan dan harta yang melimpah, membuat iman Salomo menjadi goyah. Ia melanggar ketetapan Tuhan untuk tidak bergaul, ia mencintai wanita-wanita bangsa Kanaan. "'Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.' Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta." (1 Raja-Raja 11:2). Salomo tak menghiraukan peringatan Tuhan, memilih kompromi dengan dosa. Ketika isteri-isterinya mendesak untuk membangun bukit-bukit pengorbanan bagi ilah-ilah mereka, Salomo tak kuasa menolaknya (1 Raja-Raja 11:7-8). Karena Salomo tidak lagi taat kepada kehendak Tuhan, maka Tuhan pun mengoyakkan kerajaan yang dipimpinnya!
2 Raja-Raja 22:2 - Ia (Yosia) melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Kehidupan iman harus dipelihara seumur hidup. Bila kita bisa menjalani kehidupan iman hanya dalam jangka waktu tertentu, maka kita akan jatuh di masa mendatang.
3. Membasmi Semua Akar Kesalahan
Raja-Raja 12 Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia. Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu.
Terjemahan konvensional kata Ibrani bamoth, yang artinya terus menjadi perdebatan. Istilah tersebut menunjukkan tempat terbuka untuk mempersembahkan *korban. Tempat-tempat itu dibenci oleh para *nabi sebagai bagian dari agama kesuburan orang *Kanaan, yang tidak sesuai dengan Yahwisme (Has. 2:2-20 dan Yeh. 16:16), namun menarik banyak dukungan populer. Memang diakui, banyak tempat suci lokal didirikan oleh pahlawan-pahlawan Israel autentik yang tidak disangsikan lagi -- *Yakub di *Betel (Kej. 28:18-22) dan *Yosua di *Gilgal (Yos. 4:20-24) -- yang menyebabkan tempat-tempat suci Kanaan asli dapat dihargai oleh orang Israel yang setia. Tentu saja, sebelum Bait *Salomo dibangun tempat-tempat suci itu dianggap dapat diterima, seperti ketika *Samuel memimpin di Zuf (1Sam. 9:19). Kota *Silo, di sebelah utara Betel, merupakan pusat keagamaan dengan imam-imamnya (1Sam. 1:9), hingga dihancurkan oleh orang *Filistin (Yer. 7:12-14). Namun, akhirnya keberadaan dan daya tariknya kemudian menyebabkan adat-istiadat Kanaan merembes ke dalam Yahwisme. *Yosia dipuji karena menghancurkan bukit-bukit pengorbanan (2Raj. 23:4-20), dan tidak diragukan, penyerbu *Babel menuntaskan pekerjaan ini. Tempat-tempat itu tidak pernah dibangun lagi ketika orang-orang buangan kembali pada akhir abad ke-6 SM.
Sebelum Bait Suci didirikan, bangsa Israel saat itu mempersembahkan korban kepada Allah di bukit-bukit yang juga digunakan para penyembah berhala. Salomo saat itu juga ikut melakukannya. Setelah Allah menampakkan diri kepadanya melalui mimpi di Gibeon, ia kembali ke Yerusalem dan mempersembahkan korban di sana. Akan tetapi, ia tetap mondar-mandir di antara kedua tempat penyembahan tersebut. Tidak semua bukit pengorbanan didedikasikan untuk penyembahan berhala. Bukit pengorbanan memiliki peranan penting dalam penyembahan bangsa Israel. Mengenai tempat penyembahan, yang kemudian disebut sebagai “bukit pengorbanan,” pertama kali disebutkan di Kitab Kejadian 12:6-8, dimana Abram mendirikan altar-altar bagi Allah di Sikhem dan Hebron. Abraham mendirikan altar di wilayah Moriah dan hendak mengorbankan anaknya di tempat itu (Kej 22:1-2). Tempat ini dipercaya secara turun-temurun sebagai tempat pengorbanan yang sama dimana Bait Suci Yerusalem didirikan. Yakub juga mendirikan tugu-tugu batu bagi Allah di Betel (Kej 28:18-19), sementara Musa bertemu dengan Allah di Gunung Sinai (Kel 19:1-3).
Yosua mendirikan tugu-tugu batu setelah menyeberangi sungai Yordan (Yos 4:20) dan menetapkannya sebagai bukit pengorbanan dan penyembahan karena orang Israel “keluar dari” sungai Yordan menuju tempat yang lebih tinggi. Bukit-bukit pengorbanan ini dikunjungi secara teratur oleh Nabi Samuel (1 Sam 7:16). Bukit-bukit pengorbanan sebagai tempat penyembahan berhala orang-orang Kanaan (Hak 3:19) berlanjut sampai pada masa Elia (1 Raj 18:16-40). TUHAN hanya mengakui satu bukit pengorbanan, dimana korban persembahan berkenan diterima-Nya, yaitu di Bait Suci di Yerusalem (2 Taw 3:1). Allah memerintahkan agar semua bukit pengorbanan dihancurkan. Raja Yosia menghancurkan semuanya menurut kitab 2 Raja-Raja pasal 22-23.
Pembaharuan adalah awal Pemulihan!
2 Raja-Raja 23
19. Juga segala kuil di bukit-bukit pengorbanan yang di kota-kota Samaria yang dibuat oleh raja-raja Israel untuk menimbulkan sakit hati TUHAN, dijauhkan oleh Yosia dan dalam hal ini ia bertindak tepat seperti tindakannya di Betel.
20. Ia menyembelih di atas mezbah-mezbah itu semua imam bukit-bukit pengorbanan yang ada di sana dan dibakarnya tulang-tulang manusia di atasnya, lalu pulanglah ia ke Yerusalem.
Komentar
Posting Komentar