Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Galatia 3:3
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasAan tertentu. Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat. Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu. Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus. Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus.
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan jalan menaati Hukum Taurat. Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam hal ini. Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya.
Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleh rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus ketika Yesus hidup. Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri. Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut oleh Paulus. Dari isi surat Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6). Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.
Paulus berpendapat bahwa tuntutan agar orang-orang bukan Yahudi yang telah bertobat tunduk terhadap Taurat telah merusak pesannya bahwa manusia dibenarkan hanya karena imannya di dalam Kristus, bukan karena melakukan Taurat.
Paulus menolak paham yang menekankan Hukum Taurat. Para penentang Paulus menekankan agar orang-orang non-Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesisas harus terlebih dahulu menjadi orang Yahudi dan menaati hukum-hukum yang dipaparkan dalam Kitab Suci. Sedangkan Paulus mempertahankan bahwa cerita Kitab Kejadian mengenai Abraham menunjukkan bahwa yang dituntut dari keturunan Abraham terutama adalah iman (3:8). Bagi orang-orang non-Yahudi yang bertobat, iman itulah yang mempersatukan mereka dalam Kristus (3:26).
Dalam Pandangan Paulus, manusia tidak dihakimi berdasarkan perbuatannya, tetapi oleh apa yang telah mereka terima dari Kristus.
Bukan langkah awal yang penting, tetapi langkah akhir yang menentukan
1. Hidup Menurut Roh
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging --karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Hidup dipimpin oleh Roh Kudus adalah hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus dalam artian orang percaya terus menerus berjalan dalam Roh. Paulus memberi perintah kepada kita melalui surat Galatia 5:16-26 ini bahwa kita harus memberi diri kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Karena bagi Paulus hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti hidup yang sesuai dengan kehendak TUHAN serta dapat melakukan kebenaran yang telah dinyatakan melalui anak tunggal yaitu Kristus. Hidup dipimpin oleh Roh Kudus ini didefinisikan dengan tiga teori.
Pertama, menurut John Bevere dan Addison Bevere yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus akan menyatakan seluruh kebenaran Allah kepada kita. Sebab itu penting bagi kita untuk mengundang Roh Kudus itu hadir di dalam diri kita.
Kedua, menurut Elmer L. Towns yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus akan menjadikan kita kudus di hadapan Allah serta berada dalam keadaan sempurna di hadapan TUHAN.
Ketiga, Menurut J. Wesley Brill yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus mengajak serta memimpin kita dalam kesucian.
2. Pelihara Iman Sampai Akhir
2 Timotius 4:7-8 - Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
1 Raja-Raja 11:1-13 "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN," 1 Raja-Raja 11:4 Firman Tuhan memperingatkan orang percaya agar tidak sembarangan bergaul, harus selektif memilih teman. Mengapa? Jika kita salah bergaul akan berdampak buruk bagi kehidupan kita: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33), dan "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Salomo (bahasa Ibrani: Shelomoh) memiliki arti: damai, yang nama lainnya adalah Yedija, yang berarti dikasihi oleh Tuhan, "...dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN." (2 Samuel 12:25), namun harus menuai akibat kesalahannya dalam bergaul, padahal melalui Salomo ini Tuhan menggenapi apa yang Ia janjikan kepada Daud (ayahnya): "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku." (2 Samuel 7:13-14). Tuhan selalu memperingatkan Salomo agar hidup menurut segala ketetapan-Nya. Inilah kunci untuk mengalami berkat-berkat Tuhan! Terbukti ketika Salomo taat, Tuhan memberkati dia secara luar biasa: "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja-Raja 10:23). Perlahan tapi pasti, dengan kekuasaan dan harta yang melimpah, membuat iman Salomo menjadi goyah. Ia melanggar ketetapan Tuhan untuk tidak bergaul, ia mencintai wanita-wanita bangsa Kanaan. "'Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.' Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta." (1 Raja-Raja 11:2). Salomo tak menghiraukan peringatan Tuhan, memilih kompromi dengan dosa. Ketika isteri-isterinya mendesak untuk membangun bukit-bukit pengorbanan bagi ilah-ilah mereka, Salomo tak kuasa menolaknya (1 Raja-Raja 11:7-8). Karena Salomo tidak lagi taat kepada kehendak Tuhan, maka Tuhan pun mengoyakkan kerajaan yang dipimpinnya!
3. Jangan Terpesona Oleh Dunia
Galatia 3:1 - Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?
“Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?” Kata “mempesona” ini diterjemahkan dari bahasa Yunani “ebaskanen,” yang memiliki pengertian seorang penyihir yang menyihir mereka. Mata yang jahat telah menguasai mereka dan menarik mereka dari kebenaran. Kemudian Paulus berbicara tentang apa itu kebenaran: Apakah kebenaran itu adalah karena “melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?” Bukan. Namun karena “Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Galatia 3:5, 6). Dan seperti yang tertulis dalam Habakuk 2:4: “Orang yang benar akan hidup oleh iman” (Galatia 3:11). “Orang yang benar akan hidup oleh iman,” bukan oleh hukum Taurat, atau bukan oleh ritual, atau bukan oleh seremonial, atau bukan oleh karena memelihara hari-hari tertentu, atau bukan oleh karena berlutut, atau bukan oleh perasaan, atau bukan oleh spekulasi, atau bukan oleh filsafat, atau atau bukan oleh metafisika, namun “orang yang benar akan hidup oleh iman.”
Dalam Galatia 4, Paulus berkata:
“Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri. Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku” (Galatia 4:13-15)
Paulus dikejutkan dengan keramahan mereka, dengan ramah dan sambutan yang hangat mereka menerima Injil yang diberitakan Paulus dan pemberitanya, atau Paulus sendiri, ketika ia memberitakan Injil kepada orang-orang Galatia itu. Namun sekarang ia sedih karena orang-orang Galatia itu lekas berbalik dari Injil yang pertama kali mereka dengar dan terima dengan bahagia. Dalam pasal pertama, setelah mengucapkan salam, Paulus menulis,
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus” (Galatia 1:6-7).
Dan kemudian dalam teks kita ini, yaitu pasal 3, Paulus menulis, “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?” (Galatia 3:1). Mereka lekas berbalik dari Kalvari kepada Sinai, dari menjadi anak kepada perbudakan, dari kemerdekaan kepada perbudakan, dari iman kepada perbuatan, dari Kristus kepada seremonial-seremonial: “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?”
4. Bangkit dari Kesalahan
Ibrai 4:15 - Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Komentar
Posting Komentar