Langsung ke konten utama

Dari Papua Bergerak Ke Kalimantan Barat

Tak seorang pun dapat memahami rancangan TUHAN. Tapi hidup kami suami istri, Eben Pane dan Phoebe  Widyanti telah ada dalam rancanganNYA. Berawal dari panggilan yang TUHAN nyatakan dalam hidup kami secara pribadi, kami masing-masing mentaati panggilanNYA dan menyerahkan hidup sepenuhnya untuk melayani TUHAN. TUHAN mempertemukan kami di tahun 2004 dan mempersatukan kami dalam pernikahan suci di tahun 2008. Ternyata bukan hanya hati dan cinta kami yang TUHAN persatukan tetapi juga visi dalam pelayanan. Di hati kami ada beban untuk anak-anak Dayak, dan ada kerinduan untuk ke Kalimantan Barat.  Namun TUHAN berencana lain, seperti TUHAN mendidik Musa, DIA  juga ingin mendidik dan mempersiapkan kami. Oleh kehendak TUHAN, kami dipertemukan dengan Rev. Daniel Alexander dan oleh kehendakNYA pula, DIA menggerakkan Rev. Daniel Alexander untuk menghubungi kami (pada waktu itu kami belum menikah). Rev. Daniel Alexander mengatakan kepada kami, mulai saat itu kami adalah anaknya dan beliau mengajak kami melayani di Papua. Sebelumnya, beberapa tahun sebelumnya Papua ada dalam kerinduan hati istri, tapi ada beberapa halangan sehingga kerinduan itu terkubur beberapa tahun. Setelah menikah, bulan September 2008, kami berangkat ke Nabire - Papua. Di Nabire kami tinggal di asrama Yudea, salah satu asrama  Yayasan PESAT pimpinan papi Daniel Alexander. Disitulah untuk pertama kalinya kami mengetahui tentang pendidikan berpola asrama, dimana anak-anak usia sekolah dididik secara rohani (di asrama) dan sekuler (sekolah). Kami melihat anak-anak mulai usia TK dari pedalaman di bawa ke kota untuk mendapat pendidikan yang baik untuk masa depan mereka sampai mereka dewasa dan berdikari. Selama + 1 tahun kami membantu pelayanan di Yayasan PESAT Nabire, TUHAN mengijinkan kami dipindahtugaskan ke Asrama Penjunan - Timika yang bekerja sama dengan LPMAK, sebuah lembaga pengembangan masyarakat  milik PT. Freeport Indonesia. Di Timika ini kami semakin  banyak belajar tentang pendidikan berpola asrama. Kami berpikir Timika adalah tempat pelayanan kami, tapi itu bukan kehendak TUHAN. Setelah satu setengah tahun, TUHAN mengingatkan kepada Kalimantan Barat dan itu berbicara kuat di hati kami, sehingga kami harus menanggapinya. Tanggal 29 Juni 2011 kami resmi mengundurkan diri dari pelayanan di Timika dan pulang ke Jawa untuk melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat. Sekalipun berat bagi kami meninggalkan anak-anak didik kami di Timika, tapi kami harus taat kepada kehendakNYA.

Tanggal 22 Agustus 2011, kami bertolak ke Kalimantan Barat dengan modal iman dan visi yang TUHAN taruh di hati kami. Secara manusia, tidak ada organisasi yang mengutus tetapi kami bertekad untuk mengerjakan visi TUHAN bergerak di bidang pendidikan berpola asrama bagi putra-putri daerah Kalimantan Barat. Sekarang kami tinggal di kota Singkawang, di sebuah rumah kontrakan, dengan iman bahwa dari tempat inilah visi TUHAN yang besar itu akan kami kerjakan seturut dengan gerakan tangan kuasaNYA.
Kami menyadari visi TUHAN ini adalah mega proyek yang membutuhkan dana yang sangat besar dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu untuk membangun asrama, sekolah dan tempat ibadah maupun tenaga pendidiknya. Kami sangat senang apabila ada anak-anak TUHAN yang tergerak hatinya untuk mendukung pelayanan ini, baik secara moril maupun materiel. Kami sedang berdoa untuk suatu tempat yang nantinya bisa dijadikan lokasi pendidikan berpola asrama ini. Kami mohon dukungannya. TUHAN Yesus memberkati

Komentar